Friday, July 26, 2013

KOMUNIKASI PADA ANAK SEJAK DINI


بسم الله الرحمن الرحيم

Berbicara (komunikasi) merupakan suatu tahap perkembangan yang sebenarnya telah dimulai sejak masa bayi. Penting bagi orang tua untuk memperhatikan tahap ini sedini mungkin, karena pada tahap ini memiliki peranan penting dalam menentukan optimal tidaknya perkembangan anak di masa selanjutnya.
Image credit: Inc.

Dari penelitian yang pernah dilakukan di Klinik Perkembangan Anak RS Bunda Jakarta  terhadap sekitar 60 orang anak berusia sekitar di bawah 3 tahun, menunjukkan belum bicara merupakan keluhan sebagian orang tua, yang pada akhirnya didiagnosis sebagai Gangguan  Perkembangan Multisistem (Multi-System Development Disordes/MSDD), yaitu salah satu  bentuk kelainan perkembangan yang bermanifestasi sebagai gangguan relasi dan  komunikasi yang tampaknya meningkat.
Kegagalan dalam relasi dan komunikasi pada periode usia 0-3 tahun ini tidak dipandang sebagai suatu defisit yang permanent tetapi dianggap suatu kondisi yang masih sangat bisa berubah dan berkembang. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan menghambat perkembangan komunikasi sang anak jika tidak mendapat perhatian khusus dari orang tua.
Di antara bentuk komunikasi dini anak adalah pada masa preverbal (saat berusia 0-4 minggu) yaitu berupa tangisan. Setelah itu (sekitar usia 4-6 minggu) anak akan memakai bahasa prelinguistiknya sendiri sesuai dengan vokal yang bisa ia ucapkan, misalnya: aau, e-ee. Pada usia 12-18 anak akan mulai menggunakan bahasa verbal, contohnya: mama, papa.
Selain itu anak juga menggunakan bahasa visual yang berhubungan erat dengan emosi dan biasanya muncul setelah beberapa minggu kelahiran anak. Misalnya senyuman dan gerakan-gerakan kecil sebagai respon dari apa yang ia lihat dan rasakan.
Interaksi di atas merupakan awal dari tahapan bicara (komunikasi) anak. Bayi belajar berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya khususnya orang tua. Bayi normal menangis, bersuara dan membuat gerak aktifitas dan orang tua merespon  tangisan dan gerakannya sehingga terjadilah interaksi (komunikasi non verbal). Melalui pengalaman dari interaksi itu si bayi belajar bahwa aksinya akan direspon oleh orang tuanya.
Aktivitas tersebut kemudian akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan bicara dan bahasa bayi. Bahkan berpengaruh pada kecerdasan berkomunikasi (secara emotional)  anak di masa yang akan datang.  Jika orang tua kurang atau bahkan tidak memperhatikan proses ini  secara jeli atau tidak merespon setiap aksi anak dengan baik maka bisa jadi kesalahan anak dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial akan terus berlanjut hingga dewasa kelak.
Yang dimaksud dengan kesalahan dalam berkomunikasi atau berinteraksi sosial adalah semacam kurangnya kepekaan dan empati dari seseorang kepada lingkungan dan orang-orang di sekitarnya. Termasuk juga kesulitan dalam mengungkapkan apa yang sebenarnya ingin ia sampaikan. Bahkan bisa terjadi kesalahpahaman dalam komunikasi disebabkan respon yang berbeda atau pemahaman yang berbeda dalam komunikasi tersebut.
Untuk itu perlunya orang tua memahami bahwa perkembangan kepandaian bahasa dan komunikasi anak ditentukan sejak anak tersebut baru dilahirkan. Sehingga kesalahan anak dalam berkomunikasi bisa dicegah. Dan itu semua tak lepas dari peran orang-orang yang dekat dan berada di sekitarnya terutama ayah dan ibunya.

No comments:

Post a Comment