بسم الله الرحمن الرحيم
Berbicara (komunikasi) merupakan suatu tahap perkembangan yang sebenarnya telah dimulai sejak masa bayi. Penting bagi orang tua untuk memperhatikan tahap ini sedini mungkin, karena pada tahap ini memiliki peranan penting dalam menentukan optimal tidaknya perkembangan anak di masa selanjutnya.
![]() |
Image credit: Inc. |
Dari penelitian
yang pernah dilakukan di Klinik Perkembangan Anak RS Bunda Jakarta terhadap sekitar 60 orang anak berusia sekitar
di bawah 3 tahun, menunjukkan belum bicara merupakan keluhan sebagian orang tua,
yang pada akhirnya didiagnosis sebagai Gangguan Perkembangan Multisistem (Multi-System Development
Disordes/MSDD), yaitu salah satu bentuk
kelainan perkembangan yang bermanifestasi sebagai gangguan relasi dan komunikasi yang tampaknya meningkat.
Kegagalan dalam
relasi dan komunikasi pada periode usia 0-3 tahun ini tidak dipandang sebagai
suatu defisit yang permanent tetapi dianggap suatu kondisi yang masih sangat bisa
berubah dan berkembang. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan menghambat
perkembangan komunikasi sang anak jika tidak mendapat perhatian khusus dari
orang tua.
Di antara
bentuk komunikasi dini anak adalah pada masa preverbal (saat berusia 0-4
minggu) yaitu berupa tangisan. Setelah itu (sekitar usia 4-6 minggu) anak akan
memakai bahasa prelinguistiknya sendiri sesuai dengan vokal yang bisa ia
ucapkan, misalnya: aau, e-ee. Pada usia 12-18 anak akan mulai menggunakan
bahasa verbal, contohnya: mama, papa.
Selain itu anak
juga menggunakan bahasa visual yang berhubungan erat dengan emosi dan biasanya
muncul setelah beberapa minggu kelahiran anak. Misalnya senyuman dan
gerakan-gerakan kecil sebagai respon dari apa yang ia lihat dan rasakan.
Interaksi di
atas merupakan awal dari tahapan bicara (komunikasi) anak. Bayi belajar
berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya khususnya orang
tua. Bayi normal menangis, bersuara dan membuat gerak aktifitas dan orang tua
merespon tangisan dan gerakannya
sehingga terjadilah interaksi (komunikasi non verbal). Melalui pengalaman dari
interaksi itu si bayi belajar bahwa aksinya akan direspon oleh orang tuanya.
Aktivitas
tersebut kemudian akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan bicara dan bahasa
bayi. Bahkan berpengaruh pada kecerdasan berkomunikasi (secara emotional) anak di masa yang akan datang. Jika orang tua kurang atau bahkan tidak
memperhatikan proses ini secara jeli atau
tidak merespon setiap aksi anak dengan baik maka bisa jadi kesalahan anak dalam
berkomunikasi dan berinteraksi sosial akan terus berlanjut hingga dewasa kelak.
Yang dimaksud
dengan kesalahan dalam berkomunikasi atau berinteraksi sosial adalah semacam
kurangnya kepekaan dan empati dari seseorang kepada lingkungan dan orang-orang
di sekitarnya. Termasuk juga kesulitan dalam mengungkapkan apa yang sebenarnya
ingin ia sampaikan. Bahkan bisa terjadi kesalahpahaman dalam komunikasi
disebabkan respon yang berbeda atau pemahaman yang berbeda dalam komunikasi
tersebut.
Untuk itu
perlunya orang tua memahami bahwa perkembangan kepandaian bahasa dan komunikasi
anak ditentukan sejak anak tersebut baru dilahirkan. Sehingga kesalahan anak
dalam berkomunikasi bisa dicegah. Dan itu semua tak lepas dari peran
orang-orang yang dekat dan berada di sekitarnya terutama ayah dan ibunya.
No comments:
Post a Comment